2.1.1 Jenis-Jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya barmacam-macam kegiatan yang memiliki corak yamg berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dari aspek materi dan metodenya untuk ini menurut Syah (2007 : 1220) mengatakan bahwa jenis-jenis belajar terdiri dari, a)” Belajar abstrak, b) Belajar ketrampilan, c) Belajar sosial, d) Belajar pemecahan masalah, e) Belajar rasional, f) Belajar kebiasaan, g) Belajar apresiasi, h) Belajar pengetahuan”.Berikut penjelasannya terinci pada uraian di bawah ini :
ad. a) Belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.Contohnya matematika, kimia, kosmografi, astronomi dan agama seperti tauhid.
ad.b) Belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromusculer. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai ketrampilan jasmania tertentu, contohnya berolah raga, seni musik, melukis, memperbaiki benda-benda, menari dan sebagainya.
ad. c) Belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut tujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,masalah keluarga, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan masyarakat.
ad. d) Belajar menggunakan metode- metode ilmiah atau berpikir secara sistimatis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan kecakapan kognotif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
ad .e) Belajar yang menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep- konsep.
ad.f) Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan , dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya untuk memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
ad. g) Belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan rana rasa (affective skills) yaitu kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya.
ad. h) Belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Selain jenis-jenis belajar diatas, Slameto (2007 : 5) juga membagi jenis- jenis belajar yang berbeda, berikut penulis uraikan dibawah ini :
a. Belajar bagian (part learning, fractioned learning) umumnya belajar bagian dilakukan oleh sesorang bila dihadapkan pada materi belajar yang
bersifat luas atau ekstensif.
b. Belajar dengan wawasan (learning by insight ) konsep ini diperkenalkan oleh W.Kohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt. wawasan (insight) merupak pokok utama dalam pembicaraan psikolagi belajar dan proses berpikir. Dan wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku.
c. Belajar diskriminatif (discriminatif learning) ialah sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi/simulus dan menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
d. Belajar global/keseluruhan (global whole learning) dimana bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya
e. Belajar insindetal (incindental learning) belajar disebut insindetal bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan.
f. Belajar instrumental (instrumental learning) yaitu reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.
g. Belajar intersional (intersional learning) belajar dalam arah tujuan.
h. Belajar laten (latent learning) yaitu perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.
i. Belajar mental (mental learning) yaitu perubahan tingkah laku yang mungkin terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.
j. Belajar produktif (produktive learning) R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan trasfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan trasnfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain.
k. Belajar verbal (verbal learning) yaitu belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan.
Sebelum pembelajaran ini diterapkan maka seorang guru hendaknya merencanakan terlebih dahulu tentang langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tuangkan komentar anda di sini!