a. Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan yang hakiki antara lain (1) Ontologis, yakni adanya objek penalaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diamati dan diuji. (2) Epistomologis, yakni adanya cara untuk menelaah objek tersebut dengan metode ilmiah, dan (3) Aksiologis, yakni adanya nilai batin kegunaan bagi kepentingan dan kesejahteraan lahir.
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah dan implementasinya.
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan keidupanmanusi. Pengembangan dn pemanfaata yamg pada umunya ditempuh rangkaian kegiatan: penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi dan penerapan teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis –politis-religius. Langkah terakhir itu di perlukan untuk menentukan pakah hasil iptek itu dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dampaknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari masyarakat.
Lembaga pendidikan utamanya pendidikan jalur sekolah, haruslah mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajaran seyogyanya hasil perkembangan iptek mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Relevnsi itu merupakan satu tuntutan yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Peserta didik seyogyanya sedini mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian , baik kemampuan baik sikap ilmiah sedini mungkin dikembangkan dalam diri peserta didik. Seperti di ketahui, beberapa tahun terakhir di sekolah telah digalakkan pelaksanaan cara belajar siswa aktif dengan pendekatan keterampilan proses. Beberapa keterampilan dibentuk sedini mungkin mulai dari sekolah dasar (SD), seperti observasi, perhitungan, pengukuran, klasifikasi, mencari hubungan ruang/waktu, pembuatan hipotesis, perencanaan penelitian (utamanya eksperimen), pengendalian variable, interpretasi data, kesimpulan sementara (inferensi), peramalan, penerapan dan komunikasi. Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin tersebut secara serentak akan meletakkan dasar terbentuknya masyarakat yang sadar iptek dan calon-calon pakar iptek kelak kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tuangkan komentar anda di sini!